
Karena di antara kita masih ada yang memandang mereka sebagai pembawa aib dan manusia tak produktif. Diskriminasi dan labelisasi adalah simfoni bernada fals yang masih terus dialamatkan kepada mereka. Masih adakah simfoni kasih untuk mereka? Bolehkan menjadi nyata mereka menikmanti apa yang menjadi hak-haknya dalam kehidupannya?

Pertanyaan mendasar inilah yang memungkinkan Panti Santa Dymphna ada dan membaktikan simfoni cintanya kepada disabilitas mental. Panti Santa Dymphna ada dan hadir untuk cinta dan hak-hak mereka yang terpinggirkan seperti orang dengan gangguan jiwa, sehingga simfoni Cinta-kasih itu makin luas dialami dan nyanyian cinta untuk sesama terutama kaum disabilitas makin nyata dirasakan.
Karena itu keberadaan Panti Santa Dymphna adalah sebuah gebrakan dan gerakan agar simfoni kasih terus bergema secara nyata dalam kehidupan terutama kepada yang terpinggirkan. Cinta-kasih yang adalah seni akhirnya tidak hanya sekedar bayang-bayang indah yang terpatri dalam angan-angan kita. Juga tidak sekedar nada dan lagu kasih tanpa aksi dan advokasi. Simfoni Cinta-Kasih adalah perbuatan, tidak sekedar kata, lagu dan nyanyian indah. Melambungkan orkestrasi dan simfoni kasih yang nyata bagi sesama terutama yang menderita seperti Orang Dengan Gangguan Jiwa adalah panggilan Panti Santa Dymphna dan kita semua. “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Mat, 22:39).