Pertama, kalau keluarga itu adalah Gereja Rumah Tangga (Ecclesia Domestica), maka suami adalah pastor dan imamnya. Ia, oleh martabat sebagai suami, dipanggil untuk menggembalakan keluarga dan sekaligus pengudus keluarga karena rahmat sakramen baptis dan sakramen perkawinan yang ia terima. Untuk memaksimalkan fungsi imamat dan gembala sebagai kepala ecclesia domestica itu, seorang suami hendaklah berjuang untuk bertumbuh dalam empat keutamaan, yakni tidak sekedar beriman melainkan menjadi teladan iman; tidak sekedar pewarta melainkan pendengar firman agar segala keputusan selaras dengan rencana Allah; seorang yang setia kepada istri dan pelindung bagi anak dan seorang pekerja keras untuk kesejahteraan keluarga. Empat keutamaan ini harus bertumbuh seimbang tanpa pengecualian, karena keempatnya membentuk keluarga, bukan sekedar sebuah rumah, melainkan ecclesia domestica.
Kedua, kalau suami itu kepala ecclesia domestica, dan komunio dari ecclesia domestica memancarkan basis-basis paroki, maka pendekatan pastoral terhadap para suami menjadi sebuah tuntutan mendesak. Ketika pendekatan hanya kepada para ibu, maka usaha penyelamatan tidak maksimal. Rasanya perutusan malaikat kepada Yosef bukan hanya karena ia mau menceraikan Maria, melainkan justru untuk membentuknya menjadi kepala keluarga kudus. Inilah tuntutan pastoral yang perlu mendapatkan perhatian dari para pemangku jabatan. St. Yoseph doakanlah kami.