
Salib, Ketulusan Menderita
Oleh Arnoldus Nggorong, Alumnus STFK Ledalero; Tinggal di Labuan Bajo
Dengan kata lain, kebimbangan dan keraguan yang dialami Yesus, pada titik tertentu, menggoda-Nya untuk membuat penawaran dengan Bapa-Nya agar menangguhkan penderitaan itu, sebelum akhirnya Dia memutuskan untuk menerimanya.
Dengan demikian dapat dikatakan, pengalaman Getsemani menjadi sangat menentukan bagi Yesus untuk membuat pilihan. Pilihan itu jatuh pada tindakan melaksanakan kehendak Bapa-Nya yaitu menerima hukuman penyaliban. Dengan jalan ini umat manusia ditebus. “Sebab di dalam Kristus dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya,” demikian Paulus Rasul (Ef. 1:7).
Manusia diperdamaikan dengan Allah (bdk. Rm. 5:10), setelah sebelumnya manusia berseteru karena ketidaktaatannya, mengingkari kesetiaannya dengan Allah (bdk. 2 Kor. 5:19). Dengan pendamaian itu Allah tidak memperhitungkan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan manusia terhadap-Nya. Secara lebih tegas Paulus mengatakan, “Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian kerena iman, dalam darah-Nya.” (Rm. 3:25).