
Salib, Ketulusan Menderita
Oleh Arnoldus Nggorong, Alumnus STFK Ledalero; Tinggal di Labuan Bajo
Kesadaran akan tugas perutusan Bapa, misi keselamatan, mengubah kebimbangan, keraguan Yesus kepada ketetapan hati, kebulatan tekad untuk menjalani hukuman penyaliban. Ihwal kesadaran berpautan erat dengan ketulusan. Dengan ketulusan memaksudkan kerelaan, kesediaan, kerendahan hati, kesucian, kelurusan hati, kemurnian hati, kesetiaan, kesabaran. Dalamnya terdapat hati yang lapang, ada kelegaan.
Ketulusan merobohkan prasangka, menepikan kemarahan, menghindari kedengkian, menyingkirkan kebencian, meminggirkan kekecewaan, mengucilkan sakit hati, menghalau kekesalan, menyisihkan kejengkelan, mengesampingkan dendam, mengeliminasi permusuhan.
Secara positif ketulusan mengasuh persahabatan, merawat persaudaraan, menjaga keharmonisan, memperteguh solidaritas, mengokohkan persatuan, memelihara perdamaian, memperjuangkan keadilan, membela kebenaran, sanggup memaafkan, mampu mengampuni.
Dengan perspektif ini, Yesus tidak melihat para algojo yang menyiksa-Nya sebagai musuh. Yesus tidak memandang para ahli taurat dan kaum farisi yang terus mengawasi dan memata-matai-Nya sebagai pesaing atau lawan. Yesus memang membenci dosa, tapi Ia mencintai orang berdosa.