Rare Earth Elements (REE) & Rencana Tambang Gamping Di Kab. Matim

Oleh: Servas Pandur (Direktur Risk Consulting Group [RCG], Jakarta)

 

Kita baca dan belajar dari para pendiri Negara RI. Kamis 31 Mei 1945 di Gedung Tyuuoo Sangi-In (kini Pejambon), Jakarta, di depan Rapat Besar Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Profesor Dr. Raden Soepomo, SH menegaskan : “Struktur kebatinan, struktur kerohanian dari Bangsa Indonesia bersifat dan bercita-cita persatuan hidup…yaitu persatuan antara dunia luar dan dunia batin, antara mikrokosmos dan makrokosmos, antara Rakyat dan pemimpin-pemimpinnya.” Rapat Besar BPUPKI itu menyelidik Dasar Negara Indonesia merdeka, Daerah Negara dan Kebangsaan Indonesia (Sjaafroedin Bahar, et al / Sekretariatan Negara RI, 1992:28).

 

Geistlichen Hintergrund atau suasana kebatinan dan aliran pemikiran filsafat dari para pendiri Negara Indonesia merdeka yang tergabung dalam BPUPKI, menyuarakan persatuan Rakyat dan Bumi, Rakyat dengan tempat hidupnya, dan Rakyat dan Pemimpinnya. Ini inti negara-bangsa.

 

Bagaimana prakteknya? Tidak perlu, jika seseorang warga negara – khusus digaji oleh Negara melalui APBN –“pasang badan” bagi aliran investasi asing berisiko ke NKRI; “pasang badan’ itu bernilai pahlawan, ketika warga-negara betul-betul “melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah”. Ini pesan alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945.

BACA JUGA:
KKB Papua dan Tegaknya HAM yang Berkeadilan (Catatan Ketua MPR RI)  
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More