Rare Earth Elements (REE) & Rencana Tambang Gamping Di Kab. Matim

Oleh: Servas Pandur (Direktur Risk Consulting Group [RCG], Jakarta)

 

Namun, menurut Earth Observatory – NASA (2004), sepanjang sejarah, manusia telah hidup di gua-gua dan tempat perlindungan batu dan di lokasi-lokasi itu, sisa-sisa fosil jauh lebih mungkin lestari. Arkeolog dan ahli biologi internasional dan lokal telah bekerja di situs gua batu gamping Liang Bua di Manggarai, Flores barat, NTT, selama bertahun-tahun untuk memahami sejarah manusia.

 

Homo floresiensis di gua batu gamping Liang Bua, Kab. Manggarai, Flores, NTT, dikaji oleh ahli asal Australia dan Indonesia tahun 2003 (Nature, 2004). Hasilnya, fosil itu lebih tua dari Homo erectus di Afrika, Eurasia, India, Tiongkok, dan Indonesia kira-kira 1,9 juta – 143 ribu tahun silam (The Guardian, 2017; M. Hazarika, 2007; P. R. Chauhan, 2003).

Zona Luwuk dan Lengko Lolok terletak di Flores barat, NTT,
Gambar 10. Zona Luwuk dan Lengko Lolok terletak di Flores barat, NTT, yang dekat dengan Liang Bua (situs arkeologis Homo Floresiensis), Mata Menge (situs arkeologis, penemuan fosil rahang manusia 700.000 tahun silam), warisan dunia Rumah Niang Wae Rebo dari UNESCO, dan Kawasan Taman Nasional Komodo (TNK), Flores, NTT, tempat Komodo hewan lizard hidup jutaan tahun. (Peta : The Conservation, 2016)
BACA JUGA:
Gejala Narsisme Religius Dalam Untaian Kata Doa Sang Pendoa
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More