Pilkada: Drama dan Moral Politik

Politik kepentingan atau libido kekuasaan itu selaras dengan kebijakan-kebijakan yang seringkali sarat akan kepentingan dan korupsi karena tidak memperhatikan dimensi moral.

Moral politik Indonesia seharusnya dibangun dari pendidikan yang merupakan dasar terciptanya etika dan terciptanya budaya malu.

Menurut Boni Hargens, politik merupakan keseluruhan prinsip moral dan tindakan yang berkaitan dengan dan dalam rangka mewujudkan kepentingan umum.

(Immanuel Kant, Buku: Menuju Perdamaian Abadi), Hubungan harmoni antara politik dan moralitas, memungkinkan manusia untuk memastikan apakah pertimbangan yang akan mendasari tindakan politik secara moral dapat diterima atau tidak.

Tolok ukur itu adalah publisitas. Apabila pertimbangan-pertimbangan itu tidak dapat dibuka terhadap masyarakat luas, maka pertimbangan-pertimbangan itu secara moral tidak dapat dibenarkan dan tindakan itu secara moral dilarang. Sebaliknya, semua pertimbangan yang hanya dapat mendasari tindakan politis apabila semua pertimbangan dibuka kepada publik, secara moral bersifat benar.

BACA JUGA:
Saatnya Sarjana Masuk Desa; Catatan Menjelang Pemilihan Kepala Desa Se-Kabupaten Lembata
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More