Pilkada: Drama dan Moral Politik

Berbicara mengenai perpolitikan, tentu saja tidak jauh dari aktor politik, citra politik yang mempengaruhi interpretasi masyarakat mengenai berbagai hal salah satunya propaganda yang seolah-olah dekat dengan rakyat.

Implikasi dari hanya sebatas janji itu adalah kurangnya partisipasi pemilih dalam setiap kali momentum Pemilu. Masyarakat semakin apatis karena dalam benak mereka bahwa Pilkada hanya sebatas pergantian pemimpin, tetapi tidak mengubah kenyataan hidup (ekonomi) masyarakat.

Moral Politik

Tadi adalah sejumlah fakta-fakta yang terjadi dalam setiap kali Pilkada ataupun Pemilu. Temuan-temuan tersebut, penulis kira menjadi tantangan bagi para kandidat/kontestan dalam Pilkada kali ini. Mampukah mereka merealisasikan janji-janji itu. Sebagai tanggung jawab moral politik mestinya harus terealisasi.

Tak ada yang menyangkal, politik hari ini pun hanya sebatas libido kekuasaan. Ia seperti makhluk telanjang yang pronoaktual sekaligus pornografaik-memikat orang untuk bersenggama tanpa sense of morality! Medan politik bergeser dari ranah moral menjadi pasar kepentingan. (Kata Pengantar Boni Hargens dalam Buku: Politik Porno, karya Dony Kleden).

BACA JUGA:
Desaku Yang Kucinta
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More