Pendidikan Tinggi Seni: Pentingkah di Nusa Tenggara Timur?
Oleh Karolus Budiman Jama, Dosen Seni Undana dan Koordinator Prodi S-2 Ilmu Linguistik Pps Undana
Beberapa kajian dan pengembangan mengenai seni dan budaya di Nusa Tenggara Timur sebagai bentuk pelestarian sudah banyak dilakukan. Akan tetapi, sumber daya yang mengkajinya banyak menghadirkan tenaga-tenaga ahli dari luar NTT. Keadaan seperti ini baik-baik saja, namun, ini menimbulkan sebuah distorsi akibat tercampurnya persepsi seni yang dibawa oleh ahli dari luar.
Distorsi yang dihasilkan dalam proses pengembangan seni dan kajiannya, dapat menyimpangkan estetika yang otentik dari seni dan budaya NTT. Apalagi proses pewarisan budaya dan seni NTT masih kental melalui lisan. Ini menimbulkan terputusnya pengetahuan dan apresiasi anak-anak NTT dalam mengenal dan mencintai seni tradisinya.
Kehadiran Pendidikan tinggi seni di NTT memungkinkan terciptanya karya-karya seni kontemporer berbasis estetika lokal. Seniman muda yang lahir dari rahim seni dan budaya, melalui Pendidikan tinggi seni di NTT tentu memiliki kemampuan berkarya dan daya saing, karena karya-karya seninya yang khas. Tidak berlebihan jika di sini saya singgung ISI Bali, ISBI Bandung, ISI Jogya, ISI Surakarta, ISI Padang Padang Panjang, ISBI Papua, IKJ serta institusi Pendidikan seni lainnya di Indonesia yang lulusannya mampu berkarya dan berkompetisi secara nasional bahkan internasional. Banyak seniman besar lahir dari isntitusi tersebut.