
Paroki Katedal St. Yoseph Maumere Jadi Model Toleransi Agama dan Ekumenis di Indonesia
Oleh Walburgus Abulat (Jurnalis dan anggota Tim Editor & Penulis Buku 150 Tahun Paroki Katedral St. Yoseph Maumere)
Apresiasi
Warna toleransi antar umat beragama di Paroki Katedral St. Yoseph Maumere mendapatkan apresiasi dari sejumlah kalangan, termasuk Dosen Islamologi pada Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero, RP. Hendrik Maku, SVD, dan Yang Mulia Uskup Keuskupan Maumere, Mgr. Edwaldus Martinus Sedu atau yang akrab disapa Uskup Ewald.
Menurut Pater Hendrik, perkokohnya toleransi antar umat beragama di Katedral St. Yoseph Maumere terbina dengan baik, selain karena kesadaran dari Pastor Paroki dan umat lintas agama, juga praktik itu berjalan dengan baik berkat penerapan nilai-nilai kearifan lokal seperti nilai adat dan budaya yang terjaga dengan baik selama ini.
“Keberhasilan penerapan toleransi antarumat beragama di Paroki Katedral St. Yoseph juga berjalan dengan baik berkat kearifan lokal warga setempat yang menjunjung tinggi penghargaan terhadap adat dan budaya setempat. Karena beberapa faktor inilah maka Paroki Katedral St. Yoseph bisa menjadi model Paroki yang sungguh memberdayakan toleransi agama di kalangan umatnya, yang didukung penerapan kearifan lokal adat dan budaya setempat. Hemat saya, Paroki Katedral St.Yoseph telah memberdayakan toleransi berbasis agama, adat dan budaya dengan sangat baik,” kata Pater Hendrik Maku.