Paroki Katedal St. Yoseph Maumere Jadi Model Toleransi Agama dan Ekumenis di Indonesia

Oleh  Walburgus Abulat (Jurnalis dan  anggota Tim Editor & Penulis Buku 150 Tahun Paroki Katedral St. Yoseph Maumere) 

Pada kesempatan itu, perwakilan setiap agama membawakan doa, di mana agama Katolik dibawakan oleh RD. Frans Fao, Pendeta John Darung (Kristen Protestan), Abdul Rasyid Wahab (Islam), dan Mangku Ketut Wijaya (Hindu).

Tak hanya doa, perwakilan agama juga membawakan renungan. Di mana renungan agama Katolik dibawakan oleh RD. Marius Toni Tangi, Hasan Chalig (Islam), Pendeta Zeth Sabubayang (Kristen Protestan), dan Ketut Nepo (Hindu).

Hadir dari unsur pemerintah dalam kegiatan ini di antaranya Wakil Bupati Sikka Yoseph Ansar Rera, Kapolres Sikka AKBP Endang Syafrudin, dan Kajari Maumere Suparman.

Pada kesempatan ini, perwakilan lintas agama menghasilkan 4 pernyataan sikap yang dibacakan oleh  Heri Hadiarto. Pernyataan sikap ditujukan kepada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang meliputi: tolak peradilan sesat atas Tibo, dkk; tolak hukuman mati, hapus hukuman mati dari sistem peradilan di Indonesia; dan menyatakan ketekadan untuk hidup bersatu, rukun , bersaudara dan damai serta menolak segala bentuk kekerasan di Sikka.

BACA JUGA:
Baleg Minta RUU DKJ Rampung Sebelum Pilkada 2024 pada 27 November
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More