Paroki Katedal St. Yoseph Maumere Jadi Model Toleransi Agama dan Ekumenis di Indonesia
Oleh Walburgus Abulat (Jurnalis dan anggota Tim Editor & Penulis Buku 150 Tahun Paroki Katedral St. Yoseph Maumere)
Pada kesempatan itu, perwakilan setiap agama membawakan doa, di mana agama Katolik dibawakan oleh RD. Frans Fao, Pendeta John Darung (Kristen Protestan), Abdul Rasyid Wahab (Islam), dan Mangku Ketut Wijaya (Hindu).
Tak hanya doa, perwakilan agama juga membawakan renungan. Di mana renungan agama Katolik dibawakan oleh RD. Marius Toni Tangi, Hasan Chalig (Islam), Pendeta Zeth Sabubayang (Kristen Protestan), dan Ketut Nepo (Hindu).
Hadir dari unsur pemerintah dalam kegiatan ini di antaranya Wakil Bupati Sikka Yoseph Ansar Rera, Kapolres Sikka AKBP Endang Syafrudin, dan Kajari Maumere Suparman.
Pada kesempatan ini, perwakilan lintas agama menghasilkan 4 pernyataan sikap yang dibacakan oleh Heri Hadiarto. Pernyataan sikap ditujukan kepada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang meliputi: tolak peradilan sesat atas Tibo, dkk; tolak hukuman mati, hapus hukuman mati dari sistem peradilan di Indonesia; dan menyatakan ketekadan untuk hidup bersatu, rukun , bersaudara dan damai serta menolak segala bentuk kekerasan di Sikka.