Olah Sampah Jadi Sumber Energy Terbarukan, KLHK dan Kementerian PUPR Kembangkan Fasilitas RDF Pertama di Cilacap

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif kepada wartawan seusai peresmian mengatakan hasil olahan sampah di RDF langsung dimanfaatkan pembangkit listrik tenaga uap di Cilacap. PLTU bisa mengurangi penggunaan batu bara hingga 3%.

“Sangat membantu karena lebih murah dari biaya batu bara. Hasil olahan sampah ini juga dapat dibakar pada suhu 2 ribu derajat Celcius,” tambahnya. RDF, lanjutnya, hanya membutuhkan biaya pengolahan Rp300 ribu untuk satu ton sampah atau US$20. Sementara harga batu bara US$40-US$50 per ton. Padahal kedua bahan itu menghasilkan kalori yang sama, yakni 3 ribu kalori.

Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rosa Vivien Ratnawati memastikan sistem RDF merupakan tonggak baru pengelolaan sampah di Tanah Air.

“Selain untuk PLTU, olahan RDF juga bisa dimanfaatkan untuk pabrik semen. Di Indonesia, ada 34 pabrik semen dan lebih dari 50 PLTU. Setiap hari bisa 28 ribu ton sampah untuk diolah dan disuplai ke mereka.”

Penggunaan teknologi dengan nilai sekitar 90 milliar ini per unit ini diperkirakan dapat mengolah sampah di Indonesia lebih dari 20 ribu ton per harinya kelak. “Potensi RFD ini, dengan offtakernya plant industry semen dab PLTU relative sangat besar. Paling tidak ini berpotensi mengolah sampah 8.000 ton per hari pada industry semen dan 16.000 ton per hari untuk PLTU di seluruh Indonesia,”imbuhnya.

BACA JUGA:
Kontroversi KLHK di TN Komodo
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More