Minyak Goreng Langka

Oleh: Fransiskus Ndejeng

Hal ini menjadi perhatian pemerintah setempat untuk mengetahui dan mengecek dimana letak kelemahannya, sehingga pasokan kebutuhan ekonomi konsumen seperti minyak goreng sampai mengalami kelangkaannya? Tentu, hal ini juga, menjadi tugas pemerintah melalui industri perdagangan dan pasokan rantai kebutuhan pangan, pasar, dan sirkulasinya, semestinya menjadi urusan pemerintah agar tetap terjaga keseimbangannya. Menurut pengamatan penulis, hal ini sudah terasa dan terlihat akhir bulan Pebruari tahun ini, mulai ada trik dan tanda-tanda pasokan minyak goreng mengalami kelangkaan di pasaran domestik setempat. Dimana, ada penjual tertentu saja,  tetapi dijual  dengan harga per liter mulai dari Rp.14.000-bahkan sampai Rp.20.000/ liter.

Bahkan sampai siang ini, penulis juga mengelilingi setiap tempat penjualan minyak goreng, dari pasar desa batu cermin, Alfamart sampai tokoh sembako, dinyatakan kosong sama sekali.  Dimana letak kepincanganya? Tadi, ada seorang ibu membeli sisah minyak goreng yang biasanya harga sebotol, bukan merek Bimoli, pasokan dari tempat lain, seperti  dari Lembor terpaksa membeli karena sangat dibutuhkan di dapurnya, sekalipun harga naik dari biasanya sebesar Rp.10.000/botol kecil, dijual dengan harga Rp.20.000/ botol 600 ml.

BACA JUGA:
Kesalahan Masa Lalu Memilih Pemimpin Sikka Jangan Terulang Lagi di 2024
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More