Menggugat Fenomena “BAPER” Dalam Diri Figur Publik

Berpikir Positif; Sebuah Metode Pemurnian Diri

Semua orang siapapun itu sangat dianjurkan untuk berpikir, apalagi berpikir secara positif, karena merupakan esensi dari manusia itu sendiri. Berpikir positif tentang siapapun dan terhadap realitas apapun. Plato menganggap bahwa berpikir adalah berbicara dalam hati. Itu berarti keputusan atau hal apapun dipertimbangkan secara seimbang antara budi dan kehendak. Sehingga kemudian dapat melahirkan sebuah keputusan yang baik dan berguna. Dalam ilmu psikologi, berpikir positif merupakan sebuah metode motivasi yang digunakan untuk meningkatkan sikap serta mendorong pertumbuhan diri seseorang dengan baik (Arifin, 2011:18).

Dalam kaitannya dengan persoalan di atas, sesungguhnya baper ini lahir dari kedangkalan antara kehendak dalam hati dan isi kepala, sehingga cenderung membuat rasionalisasi dan melebih-lebihkan segala sesuatu. Tentu saja ini akan berdampak buruk bagi perkembangan diri, terutama dalam relasi dengan orang lain.

Melalui metode berpikir positif ini, anggota dewan tersebut dapat sampai kepada sebuah pola pikir yang lurus dan baik. Lebih-lebih jika ia sendiri menyadari keberadaan dirinya sebagai seorang wakil rakyat yang seharusnya memperjuangkan aspirasi masyarakatnya. Sembari ia juga menyadari keberadaan orang lain dan mampu memberikan penghargaan yang baik, sebagai bagian dari dirinya yang lain. Dengan demikian, praksis status sebagai wakil rakyat atau publice figure lebih ditunjukkan dalam sikap ramah terhadap masyarakat dan menanggapi sebuah persoalan secara bijak.

BACA JUGA:
Marilah Kita Belajar Membaca:  Membaca Cepat Dan Secara Cerdas Terstruktur (1/3 tulisan-saduran)
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More