Mengapa Gereja Mati-Matian Miliki Nangahale?
Oleh P. Dr. Alexander Jabadu, SVD, Dosen IFTK Ledalero.
SVD yang lahir di Jerman, sangat berbeda dgn tarekat-tarekat lain di dalam Gereja Katolik.
SVD didirikan oleh pendiri orang Jerman di negara Jerman yang Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia-nya (SDA) sudah tinggi dari dulu, dan umatnya sangat dermawan dari kelimpahan mereka.
Bapa Arnoldus Janssen, sambil tetap berprinsip “untuk keperluan misi uang ada di saku umat”, juga telah didik tarekat SVD sejak awal supaya kuat “self-suffience” alias harus tetap kuat usaha sendiri juga (kemandirian).
Karena etos inilah, tidak seperti tarekat-tarekat lain dalam Gereja Katolik, Bapa Arnoldus Janssen selalu dirikan pusat biara atau pusat misi SVD di TENGAH HUTAN di mana tanah masih murah dan luas untuk tanam ubi sendiri, tanam sayur sendiri, tanam jagung sendiri, piara babi sebdiri, sapi sendiri, kambing, ayam sendiri dan telur ayam sendiri untuk biaya misi penginjilan termasuk untuk makan minum para calon misionaris tarekatnya.
Itu sebanya, pusat misi di Jerman St Arnoldus Jansen tidak dirikan di tengah Kota Berlin, di Kota Bonn, atau Kota Koln, tapi ia pilih HUTAN di antara Kota Bonn dan Kota Koln yaitu tempat yang saat ini menjadi SANK AGUSTIN.