Mencari Harapan di Kota: Tantangan Migrasi Masyarakat di Desa Welu-Cibal, Manggarai dalam Perspektif Keadilan Sosial
Oleh Betiana Ades, Mahasiswi Semester VII St. Sirilus Ruteng
Pada akhirnya, migrasi dari Desa Welu ke kota-kota lain harus dilihat sebagai sebuah tantangan keadilan sosial. Pemerintah, masyarakat, dan Gereja harus bersinergi untuk menciptakan kondisi di mana migrasi bukanlah satu-satunya pilihan bagi masyarakat Manggarai. Sementara itu, para migran yang telah meninggalkan kampung halaman mereka harus didukung agar dapat hidup dengan martabat di tempat baru. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa migrasi bukanlah jalan penderitaan, melainkan sebuah kesempatan untuk membangun kehidupan yang lebih baik bagi semua pihak.
Kesimpulan
Kesimpulannya, fenomena migrasi dari Desa Welu ke kota-kota besar bukan sekedar soal perpindahan fisik, melainkan mencerminkan persoalan keadilan sosial yang lebih mendalam. Masyarakat desa yang terpaksa meninggalkan tanah kelahiran demi ekonomi menunjukkan kebutuhan akan perubahan struktural di daerah asal, terutama dalam ketersediaan pekerjaan, infrastruktur, dan dukungan pendidikan. Melalui perspektif Ajaran Sosial Gereja, jelas bahwa setiap orang berhak hidup layak tanpa paksaan migrasi. Oleh karena itu, sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan Gereja sangat penting dalam membangun lingkungan yang mendukung dan memberikan peluang di desa. Dengan demikian, migrasi dapat menjadi pilihan sadar dan bukan keterpaksaan, sehingga di mana pun mereka berada, masyarakat Manggarai bisa hidup dan sejahtera.***