Menata Pariwisata Yang Partisipatif dan Holistik

Oleh : Alvares Keupung*

Secara lokal, sejujurnya mesti diakui bahwa usaha – usaha kepariwisataan sudah dimiliki oleh masyarakat baik melalui pendidikan atau pelatihan maupun ketrampilan alamiah, pengalaman dan tradisi. Ini adalah modal yang mesti diberdayakan untuk pembangunan kepariwisataan lokal yang menarik wisatawan – wisatawati, domestik pun mancanegara.

Di era digital saat ini, penting menjadi perhatian bersama bahwa yang alamiah, yang khas tradisi, kreasi, ketrampilan dan inovasi mestinya menjadi media promosi yang baik bagi potensi pariwisata. Menjadi persoalan, jika pariwisata yang digaungkan adalah model pariwisata yang partisipatif, apakah seluruh masyarakat sudah mampu mengeksplor potensi pariwisata melalui promosi digital ? Atau dengan kata lain, apakah seluruh masyarakat sudah melek digital untuk kepentingan promosi potensi pariwisata ? Ataukah, adakah yang sudah melek digital, namun kurang bergairah untuk mempromosikan potensi pariwisata ?

Pertanyaan – pertanyaan di atas, sesungguhnya menjadi stimulus bahwa dalam konteks promosi ( digital ) terhadap pariwisata adalah menjadi tanggung jawab bersama. Sejujurnya mesti disadari bahwa di era digital seperti saat ini, langkah promotif jauh lebih efektif bagi dunia pariwisata untuk menjangkau para pencinta pariwisata secara global. Kemasan promosi ( digital ) tentang spot – spot pariwasata didukung dengan formula bahasa yang menarik ( tetapi hindari yang hiperbolis : kadang – kadang melebihi yang riil ), barangkali kiranya menjadi daya tarik bagi wisatawan – wisatawati dalam perjalanan wisata ( traveling tourism ).

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More