Persis model inilah yang dilakukan oleh para pejuang kemerdekaan dahulu. Para tokoh pejuang kemerdekaan adalah mereka yang memanfaatkan pendidikan bukan untuk kepentingan dirinya sendiri.
Mereka meninggalkan ‘ego’-nya. Mereka tidak mengejar kehormatan, harta-kekayaan. Padahal mereka mendapat tawaran dari Pemerintah Kolonial Belanda untuk bekerja di instansi-instansi Pemerintah.
Yang mereka upayakan adalah kebebasan sebagai nilai tertinggi yang tidak dapat ditakar secara materiel.
Perjuangan untuk memperoleh kebebasan adalah tujuan satu-satunya. Sebab dalam alam kebebasan mereka menemukan jati diri sebagai manusia yang sesungguhnya, sejati, autentik.
Maka dari itu, mereka belajar hingga ke negeri ‘Penjajah’. Mereka mengasah kemampuan diri dengan terus-menerus belajar, sekali lagi, BELAJAR.
Pembelajaran itu pun menghasilkan kesadaran kritis dalam diri bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa, yang ditulis dalam preambul UUD 1945.
Penutup
Pendidikan adalah jalan satu-satunya untuk membebaskan diri dari penjajahan dalam bentuk apapun, termasuk dari praktek politik devide et impera dari sebagian kawanan elit tertentu.