Meka Landang Caci di Festival Golo Koe Labuan Bajo

Filosofi Caci Manggarai

Menurut Maksi Lantar, Caci Manggarai memadukan unsur-unsur seni-tari, seni musik, seni-suara, equilibrium hidup manusia-kosmos, dan karya cipta budaya yang inderawi dan non-inderawi (misalnya fair play dan sportivitas).

Dalam pentas Caci, pertarung (laki-laki) satu lawan satu dan nilai-nilai lalong (kesatria, perkasa, dan kejantanan). Misalnya, lilik adalah tahap penentu untuk persatuan-hidup, saling-pengaruh, dan keseimbangan irama-gerak manusia antara alam fisik (luar) dan alam batin (dalam), makrokosmos dan mikrokosmos, manusia dan alam (tanah-air-udara). Filosofinya naga-tana yakni manusia yang berasal dari tanah, perlu bergerak seimbang, selaras, serasi, dan menyatu dengan gelombang tanah.

“Jika melihat prinsip-prinsip lilik dan filosofi naga-tana dari Caci Manggarai, orang mungkin melihat Caci sebagai tarian dasar perang atau ibarat latihan perang. Lilik dan naga-tana memiliki aturan-main dasar, seni dan patokan gerak fisik manusia”, papar Maksi Lantar.

Meka Landang Caci di Festival Golo Koe Labuan Bajo
Paroki Langke Majok, Kecamatan Satar Mese Utara, Kabupaten Manggarai mengirim satu kontingen Meka Landang Caci Festival religi-kultural Golo Koe Tahun 2022 di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Foto/Dok. Trisno Djakam
BACA JUGA:
Jokowi Gunakan Jalur Darat ke Cianjur, Pastikan Akses Jalan dan Korban Tertangani
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More