Dalam konteks ini, trend demikian telah melahirkan sebuah bentuk kesadaran kolektif berliterasi. Kesadaran kolektif perlu ada, sebagai lokomotif perubahan bangsa manusia yang digerakkan secara bersama. Tanpa kerja bersama, perubahan untuk kepentingan yang besar dan demi peradaban bangsa manusia hanyalah idealisme kosong. Maka dengan itu, pada akhirnya gerakkan perubahan melalui giat literasi mesti membangkitkan rasa memiliki bersama (Sence of be longing together).
Pada Hari Minggu, 16 Januari 2022, Rumah Baca Sukacita kembali bergiat sebagai yang perdana setelah sekian lama vacum oleh Pandemi COVID 19. Mengambil tempat di Biara SCMJ Woloweku, Rumah Baca Sukacita merangsang semangat literasi bagi Generasi Emas bangsa dengan pelbagai macam perlombaan. Kategorinya : lomba mewarnai (anak – anak TK dan PAUD), lomba kolase (Kelas I dan II SD), lomba cipta puisi (Kelas III dan IV SD), lomba menulis cerita (Kelas V, VI dan SMP). Kategorisasi perlombaan dan pelbagai macam hadiah, sejatinya merupakan sebuah reward terhadap pencapaian kerja keras dan kerja cerdas kepada Generasi Emas dan juga stimulus baginya untuk selalu merawat semangat literasi. Untuk spirit yang demikian, Evlin Sare menegaskan, ” Untuk masuk ke pintu masuk kita, maka kita mesti terlebih dahulu masuk melalui pintu masuk mereka “. Prinsip ini benar, bahwa membawa Generasi Emas masuk ke dalam dunia literasi tidak secara otomatis mereka ” terperangkap ” dalam habitus ( kebiasaan ) dan kehendak orang dewasa (penggerak literasi). Artinya, membangun semangat literasi kepada Generasi Emas bangsa, maka, prinsipnya adalah berliterasi dengan semangat karakter anak – anak Generasi Emas bangsa. Di luar itu, gerakan literasi menjadi gagu dan kaku. Jika saja demikian, pada titik ini, mereduksi dan mendekstruksi gerakan literasi, maka semangat literasi perlahan akan tereliminir dan seperti berdiam di dalam tubuh tak bernyawa.