
Lempang Paji Kusayang, Lempang Paji-ku Malang
Oleh Walburgus Abulat (Wartawa Pojokbebas & Florespos.net, dan Penulis Buku Karya Kemanusiaan Tidak Boleh Mati)
Selama mengenyam pendidikan di Sanpio, Stanis Dasing,cs menimba pengetahuan, baik dari materi pelajaran yang diberikan para guru, maupun dari aneka buku di perpustakaan sekolah yang wajib dibaca para seminaris.
Para seminaris membaca pelbagai buku baik yang ditulis dalam bahasa Indonesia, maupun Bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya.
Perihal kebiasan membaca aneka buku ini sudah membatin dalam sosok Stanis Dasing. Meski ia hanya menikmati pendidikan di seminari hanya sampai kelas II SMP yakni dari tahun 1955/1956 hingga 1956/1957, namun kebiasaan membaca buku terus dilanjutkannya saat ia melanjutkan pendidikan di SMP Mukun (1967/1958) hingga SGA Ruteng 1958-1961.
Budaya membacanya bahkan semakin meningkat ketika ia mengajar di pelbagai SD di Manggarai Raya seperti SDK Beo Kina (1961-1963), SDK Bea Nio (1962-1965), SDK Kai 1965-1970), dan SDK Leda Liur 1970-2002.
Semangat membaca ini terus digemakan dalam keseharian Stanis Dasing ketika ia menjalani masa pensiun sejak tahun 2002 hingga usianya mencapai 86 tahun saat ini.