Kurikulum Merdeka: Antara Harapan dan Kenyataan (Sebuah Refleksi di Hardiknas 2023)

Oleh Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk, M. Pd  (Ka SMPK Frateran Ndaao)

Kurikulum Merdeka: Antara Harapan dan Kenyataan (Sebuah Refleksi di Hardiknas 2023)
Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk, M. Pd. Foto istimewa.

 

MEMASUKI tahun ajaran baru 2022/2023, pemerintah melalui kemendikbudristek  memulai mengimplementasikan kurikulum merdeka mulai dari PAUD – hingga SMA/K, pada PAUD – SMA/K penggerak angkatan 2. Pada tahun sebelumnya, implementasi kurikulum merdeka hanya diujicobakan di 2500  satuan pendidikan penggerak angkatan I, namun namanya bukan kurikulum merdeka, melainkan kurikulum prototype atau juga kurikulum sekolah penggerak. Kurikulum prototype sesungguhnya hanyalah sebagai salah satu opsi dari kurikulum yang ada kala itu, yakni kurikulum 2013 dan kurikulum darurat, akibat pandemi covid – 19. Oleh karena itu, kurikulum prototype rohnya adalah sebagai pemulihan akibat adanya learning lost. Kurikulum prototype memiliki beberapa karakteristik utama yang mendukung pemulihan pembelajaran (learning lost), yakni:

(1) Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skill dan karakter (iman, taqwa, dan akhlak mulia, gotong royong, kebhinekaan global, kemandirian, nalar kritis, kreativitas). Ini yang kemudian dinamakan dengan dimensi profil pancasila. Pembelajaran berbasis projek menjadi penting untuk pengembangan karakter, karena: (a) memberikan kesempatan untuk belajar melalui pengalaman (experiential learning). (b) mengintegrasikan kompetensi esensial, yang dipelajari peserta didik dari berbagai disiplin ilmu. (c) struktur belajar yang fleksibel. Dalam pembelajaran berbasis projek kemendikbudristek telah menyediakan 8 tema utama yang perlu dikembangkan menjadi modul projek dengan topik dan tujuan yang lebih spesifik, sesuai dengan karakteristik satuan pendidikkan. Dan dalam menentukan topik berdasarkan tema, harus berkolaborasi dengan peserta didik Ada pun 8 tema utama projek itu adalah: (1) Bangunlah jiwa dan raganya (2). Berekayasa dan berteknologi untuk membangun NKRI (3). Bhinneka Tunggal Ika (4). Gaya hidup berkelanjutan (5). Kearifan lokal (6). Kewirausahaan (7). Suara demokrasi (8) keberkerjaan (khusus SMK).

BACA JUGA:
Mengail Minat Politik Milenial
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More