Kopi, Kisah & Kiprah D’mas Cafe di Jalan Seribu Kelok  (1)

Hironimus, anak ke-5 dari 9 bersaudara. Buah hati bapak Kristoforus Saleman dan mama Anastasis Milan. Orangtuanya petani tinggal di kampung  Laba, Desa Golo Ndaring, Kecamatan Sano Nggoang.

Sejak tamat SDK Werang tahun 1997/1998, ia bekerja jadi kuli serabutan. Menjual beragam busana dan peralatan rumahtangga selama dua tahun. Ia bekerja sama dengan seorang pedagang asal Sulawesi Selatan.

Setelah itu, ia menjalin relasi bisnis dengan pengusaha asal India. Ia dipercaya majikannya mengepul hasil bumi (komoditi perkebunan) para petani di kampung-kampung. Pengalaman tersebut membuat Hiron makin mandiri.

“Sejak tahun 2000, saya tinggal di Kampung Nobo. Kerja serabutan bersama pedagang dari Sulawesi dan India. Tahun 2002 saya melanjutkan usaha secara mandiri. Membeli hasil bumi bawa ke toko Monas di Ruteng”, kenang Hiron.

Tahun 2005, Hiron memutuskan menikah dengan Veridiana Yurni, gadis manis  Tana Dereng Desa Compang Longgo, Kecamatan Komodo. Kini dikaruniai dua orang anak.

Tahun pertama menikah, keluarga baru ini hidup apa adanya. Ia membangun gubuk bambu di Kampung Nobo.  Dari sana, Hiron bekerja serabutan, merintis usaha dengan rekan bisnisnya, pengusaha India.

BACA JUGA:
87 KPM Terima BLT Dana Desa Liang Sola
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More