Koperasi Merah Putih di NTT: Peluang atau Ancaman bagi BUMDes?

Oleh Nurdin (Pemerhati UMKM dan Mahasiswa Magister Manajemen)

BUMDes dan Tantangan yang Belum Usai

BUMDes selama ini menjadi ujung tombak ekonomi desa. Namun, realitanya, 73% BUMDes masih bergantung pada Dana Desa, dan hanya 15% yang mandiri secara finansial (BPS, 2023). Minimnya inovasi dan tumpang tindih fungsi menjadi tantangan utama.

Kehadiran KMP justru menambah daftar masalah:
1. Tumpang Tindih Fungsi : Jika KMP juga mengurus distribusi dan pemasaran produk, BUMDes berisiko terpinggirkan.
2. Perebutan Anggaran : Wacana penggunaan Dana Desa sebagai modal KMP dinilai kontraproduktif, karena BUMDes masih membutuhkan dukungan finansial.
3. Politik Pencitraan : Rencana Peluncuran KMP pada Hari Koperasi Nasional (12 Juli 2025) bisa dianggap sebagai upaya pencitraan politik, bukan solusi riil.

Kolaborasi, Bukan Kompetisi.

Alih-alih bersaing, KMP dan BUMDes seharusnya bersinergi. Berikut usulan gagasan untuk kemajuan kolaborasi di masa depan:

1.Pembagian Peran yang Jelas
– BUMDes : Fokus pada penguatan infrastruktur desa, seperti gudang pendingin, energi terbarukan, dan pengolahan hasil pertanian.
– KMP : Bertindak sebagai marketing arm yang memasarkan produk desa ke pasar nasional/global.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More