
Ketika ‘Like’ dan ‘Amin’ Bertemu di Linimasa, Arah Baru Pastoral Digital Flobamora
Oleh Dr. Don Bosco Doho, MM, Pengarang Buku Etika & Filsafat Komunikasi di Era Digital
2. “Pos Rindu Komunitas” sebuah Titik Nonton Bareng Terbatas.
Jika ada Misa atau acara penting yang disiarkan secara live streaming, ciptakan satu atau dua “titik nonton bareng” di setiap lingkungan. Bisa di rumah ketua lingkungan atau di balai sederhana. Dengan demikian, beberapa lansia yang tinggal berdekatan diundang untuk berkumpul (dengan tetap menjaga protokol kesehatan jika diperlukan). Yang terpenting bukanlah tontonannya, melainkan momen kebersamaan setelahnya: minum teh atau kopi bersama, berbagi cerita, dan saling menguatkan. Ini mengubah isolasi digital menjadi persekutuan komunal.
3. Memanfaatkan Kembali Media Konvensional: Radio dan Telepon.
Para pelaku pastoral dapat bekerja sama dengan stasiun radio lokal untuk menyiarkan Misa mingguan, doa rosario, atau renungan singkat. Radio adalah teknologi yang sangat merakyat, murah, dan mudah diakses oleh lansia tanpa memerlukan literasi visual. Dapat juga diterapkan Pastoral Telepon dengan cara membentuk tim relawan pastoral yang secara rutin menelepon para lansia. Sebuah panggilan telepon sederhana yang menanyakan “Apa kabar, Oma/Opa?” seringkali jauh lebih bermakna daripada seratus konten digital. Sebab, suara manusia yang didengar secara langsung adalah obat rindu yang mujarab.