
Ketika ‘Like’ dan ‘Amin’ Bertemu di Linimasa, Arah Baru Pastoral Digital Flobamora
Oleh Dr. Don Bosco Doho, MM, Pengarang Buku Etika & Filsafat Komunikasi di Era Digital
Jadi, upaya Gereja tidak hanya berhenti pada praktik, tetapi sudah masuk ke level refleksi teologis dan perencanaan strategis. Fakta ini membuktikan keseriusan institusi dalam mengadopsi pola baru ini, bukan sebagai reaksi sesaat, tetapi sebagai bagian dari visi jangka panjang Gereja dalam menjawab tanda-tanda zaman.
Penutup
Perdebatan yang pasti sengit, eksperimen yang terkadang canggung, dan pertanyaan-pertanyaan mendasar seputar pastoral digital yang kini bergema di seluruh Flobamora sesungguhnya bukanlah sebuah lamunan kosong atau tanda ketertinggalan zaman. Sebaliknya, ini adalah bukti paling otentik bahwa Gereja di Nusa Tenggara Timur sedang berpartisipasi secara aktif dalam sebuah ziarah global. Ini adalah keikutsertaan dalam sebuah gerakan besar yang sedang membentuk ulang wajah Gereja di seluruh Indonesia, dari kota metropolitan Jakarta hingga pedalaman Papua, dan bahkan di seluruh dunia. Pertanyaan tentang bagaimana menyeimbangkan sakramen fisik dengan komunitas virtual yang diajukan oleh seorang ketua stasi di pedalaman Manggarai, adalah gema dari pertanyaan yang sama yang sedang direfleksikan dalam sinode-sinode di Vatikan. Kecemasan akan umat lansia yang tertinggal di Adonara adalah cerminan dari keprihatinan pastoral yang juga dirasakan di paroki-paroki di pelosok Afrika dan Amerika Latin. Flobamora tidak sedang mengekor; ia sedang berjalan bersama, di garis depan sebuah ziarah iman yang bersejarah.