Jagung Muda Mamaku

Ritual Makan Jagung Muda di SDK Lamba-Ketang (Cerpen Fransis Borgias*)

Kakak sulung saya juga, kakak Sin Saina, yang saat itu sudah duduk di kelas 1 SKKP Ruteng juga ikut mendukung. Begitu juga dengan adik Maksimus yang langsung di bawah saya. Ia juga ikut mendukung dan ikut senang. Adik-adik yang lain masih kecil, tetapi sudah pada tahu dan mengerti bahwa abang mereka akan masuk esemanarise. Saya sangat senang dan bangga karena hal itu. Karena tidak banyak orang yang bisa lolos. Bahkan dari seluruh paroki Rejeng-Ketang, menurut informasi dari pastor Paroki, hanya saya saja yang bisa lolos ke seminari.

Liburan Desember

Lalu liburan bulan Desember sudah tiba. Jagung-jagung di kebun kami sudah lumayan tua. Tetapi ayah kami mempunyai kebiasaan yang ketat yaitu kami semua tidak boleh memetik jagung sebelum masa panen tiba. Masa panen itu artinya, semua jagung dalam kebun sudah tua semuanya dan sudah cukup tua untuk kami petik dan kami simpan dalam jangka panjang sebagai persiapan menghadapi musim kering pada tahun berikutnya. Dan tidak ada seorang anak pun yang berani melanggar ketetapan dan peraturan itu. Sebab hal itu juga tidak mungkin untuk melanggar. Sebab kalau jagung itu pun kami petik juga, lalu kami akan kebingungan harus kami bakar di mana?

BACA JUGA:
Pelayanan Buruk, Puskesmas Wae Codi di Cibal Barat Harus Dievaluasi
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More