Hijaukan Lingkungan Sekolah dan  Berantas Pemanasan Global

Oleh: Fransiskus Ndejeng

Terjadi perubahan iklim yang ekstrem akhir-akhir ini; seperti perubahan cuaca yang tidak teratur, terjadi perubahan suhu permukaan air laut yang tidak konstan, terjadi banjir rob di permukaan daratan daerah pesisir pantai, gejala  punahnya binatang langkah tertentu, seperti Harimau Sumatera, Badak Sumatera dan Jawa, ancaman punahnya Burung Maleo di Sulawesi Tenggara, dan Beruang Asia semakin menuju kepunahannya, Orang Utan dan atau Simpance  Kalimantan terusik, Burung Cenderwasih di Papua semakin berkurang populasinya. Flora endemik dan Kakatua serta Gagak Flores diujung kepunahannya. Apalagi kalau memaksa kehendak masyarakat Manggarai Timur bagian Utara Lamba Leda untuk mendirikan pabrik Semen, tentu semakin terancam alam lingkungan dan penduduk sekitarnya.

Mengapa ?

Dari berbagai sumber ilmu pengetahuan tentang lingkungan dan hutan di dunia ini; penulis tersentak dari membaca tentang begitu besar manfaat yang diberikan dan diterima planet bumi ini dari Hutan Amozone di Amerika Selatan, dimana sekitar 5,5 juta meter bujur sangkar luas hutan amazone dapat memberikan kontribusi terhadap oksigen dunia sebesar kurang lebih 30%. Hutan Amazone tersebar di sembilan negara Amerika Latin, yaitu Brazil ( 60% hutan Amazone), Kolumbia, Peru, Venezuela, Ekuador, Bolivia, Guyana, Suriname( kebanyakan turunan bangsa Indonesia dari perbudakan zaman VOC), dan Guyana Prancis, termasuk Uraian di Peru sebagai “ Rumah Masyarakat Adat”. ( WikipediA, 2021(. Kontribusi untuk planet bumi ini diperoleh dari manfaat hutan Amazone sebagai “ Paru- paru dunia” ( sebesar kurang lebih 30% untuk menyediakan oksigen, suplay oksigen untuk dunia) di bumi ini. Selain itu, dapat juga disebut sebagai “ Neraka Hijauh” karena setiap tahun sungainya meluap. Berdampak pada lingkungan sekitarnya. Banjir, kerusakan fasilitas umum, penduduk sekitar dan sebagainya. Diharapkan juga, negara negara tropis lainnya, seperti di Asia, misalnya Indonesia terkenal dengan tropis, Kalimantan, Papua, dan sebagian Sulawesi, Sumatera, Maluku, yang terkenal dengan sebutan sepanjang garis  Walace, dimulai dari negara Pilipina; dapat memberikan kontribusi terhadap hutan dunia dan oksigen terhadap planet bumi, sekitar kira-kira 10-20% saja. Karena secara faktual, negara dan wilayah ini hampir setiap tahun hutanya tergerus untuk kepentingan kapitalis sesuai peruntukannya. Misalnya, hutan industri yang sudah lama tergerus sejak jaman orde baru, pembakaran lahan pertanian dan perkebunan seperti di Kalimantan dan Papua. Kepentingan untuk pertambangan dan industri kayu lapis. Kekayaan hayati seperti Ikan Salmon yang terkenal sangat lezat dan bergizi tinggi yang mengandung omega tiga sampai lima dalam nilai gizinya. Meregenerasi sel saraf dan memelihara kesehatan tubuh.

BACA JUGA:
RUU Ciptaker, Noor Yasin Ingatkan Perlindungan Lingkungan Perlu Dikuatkan
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More