Hijaukan Lingkungan Sekolah dan  Berantas Pemanasan Global

Oleh: Fransiskus Ndejeng

Adapun tindakan dan kebijakan pengambil keputusan dimulai dari tingkat lokal, regional, negara dan kawasan dunia pada umumnya, sering menikmati hutan sebagai sumber pangan, sumber resapan air hujan, menahan erosi, banjir dan banjir bandang. Selain sebagai sumber pendapatan negara dan daerah, serta tempat untuk menjaga keseimbangan alam  udara, kelembaban udara, sebagai   tempat berlindungnya hewan dan flora endemik.

Namun, akhir-akhir ini fungsi hutan sudah bergeser dari fungsi-fungsi utama dan beralih ke fungsi-fungsi lainnya, cendrung berubah ke bidang bisnis, hutan wisata, hutan untuk pemukiman dan hutan untuk pertanian dan   perkebunan. Tidak lagi hutan yang berfungsi untuk pembangunan yang berkelanjutan( sustainable development).  Tentu, hal ini bermasalah untuk mensuplay udara bersih, memperoleh oksigen untuk pernapasan manusia dan hewan. Menyerap karbondioksida untuk pembuatan makanan pada daun tumbuhan umumnya, akan berkelebihan, atau tidak seimbang, akibatnya planet semakin semakin hari semakin  panas, kekurangan oksigen atau udara bersih dan akumulasi udara kotor mengandung karbondioksida ( CO2) yang membawa efek pemanasan global. Aliran dan perubahan iklim yang tidak lagi kontan seperti sedia kala. Namun, sudah perlahan  bergeser secara tidak teratur seperti hasil catatan harian, mingguan, bulanan, dan tahunan Badan Meterologi dan Geofisika( MKG). Buktinya, terjadi gelombang laut yang membentuk siklon tropis akhir-akhir ini. Membawa perubahan iklim ekstrem dan bencana alam seperti tak terbendung oleh kekuatan apapun di planet ini..

BACA JUGA:
Kampanye di Kampus Dinilai Bagian Pendidikan Politik
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More