Gubernur NTT  “Urut  Dada”

Oleh:  Fransiskus Ndejeng

Dibidang sosial, ada bantuan keluarga prasejahtera, dan jenis bantuan subsidi lainnya dari pemerintah daerah. Bisa saja, aspek lain, seperti suasana lingkungan tempat tinggal yang tidak layak huni dan memiliki sanitasi buruk. Ataukah, ada perilaku buruk dari anggota masyarakat di daerah tersebut yang kurang memperhatikan tentang pentingnya merawat dan menjaga kesehatan ibu dan anak, sejak dalam kandungan sampai melahirkan dan berumur dua tahun.  Misalnya, merokok di dalam rumah dapat membawa efek terhadap gangguan kesehatan terhadap ibu anak, ketika menghirup udara polusi dari asap rokok pasif dari anggota keluarga di dalam rumah atau ayah dari anak-anak, yang suka mengepul asap rokok di dalam ruangan.

Masih segar dalam ingatan kita,  bahwa sekitar pertengahan  tahun 2021,Wakil Presiden, Ma’aruf Amin, telah  mengunjungi NTT dan bertatap muka dengan  gubernur NTT bersama lima Bupati NTT; sambil membawa pesan khusus untuk  mengentaskan rakyat dari lima kabupaten itu untuk keluar dari “miskin ekstrem”,  antara lain; kabupaten TTS, Sumba Timur, Sumba Tengah, Rote Ndao, dan  Manggarai Timur.  Belum  kunjung tuntas juga, munculnya  masalah kemiskinan  ekstrem di daerah ini;  di tengah lilitan masalah kesehatan karena pandemi Corona, yang berdampak meluas secara global, muncul lagi persoalan baru adalah julukan status gizi buruk, amat  miris, ketika jaman Soeharto dahulu,  terkenal dengan sebutan  masalah gizi buruk,kwas kioskor( kekurangan gizi protein dan karbohidrat dalam masa prenatal, sejak dalam kandungan ibu hamil sampai pada masa balita. Hal ini terjadi pada bencana Paga tahun 1978, ketika itulah gubernur  NTT  masa kepemimpinan El Tari. Terkenal dengan program menanam tananan pangan.  Membuat rakyat Paga dan sekitarnya kelaparan dan busung lapar, membuat gubernur El Tari kecewa, dan menyesal. Kekecewaan seorang gubernur pada waktu itu karena rakyat Paga yang mendiami pesisir pantai disapu bersih oleh banjir rob, dan mengalami paceklik, krisis pangan pada rakyat; akses transportasi dan komunikasi serta distribusi bantuan pangan dan fasilitas lainnya, sangat terbatas. Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk sampai di tempat tujuan,  kejadian. Menimbulkan banyak rakyat mengalami penderitaan dan gizi buruk, kelaparan dan meninggal sia-sia. Membuat guber Eltari kepikiran.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More