Nah, Natorp menganjurkan agar Gadamer menulis disertasi mengenai Fichte (pengikut sekaligus pengkritik Kant). Gadamer menerima saran Natorp dan ia mulai membaca tulisan-tulisan Fichte. Tapi rupanya Gadamer menempuh pintu yang salah menuju Fichte. Ia mulai mempelajari Fichte dengan membaca kumpulan surat-surat Fichte kepada istrinya. Mungkin maksud Gadamer agar ia dapat lebih baik menangkap alam pikiran Fichte. Tapi hasilnya adalah ia tidak tertarik lagi menulis disertasi tentang Fichte. Tidak dijelaskan masalah apa yg membuat Gadamer tidak tertarik lagi mendalami Fichte setelah ia membaca surat-surat filsuf ini.
Gadamer akhirnya mengatakan kepada Natorp bahwa ia lebih tertarik menulis disertasi tentang Plato. Dan akhirnya Gadamer memang menyelesaikan disertasi tentang Plato, yang berjudul “Hakikat Selera dalam Dialog-Dialog Plato”.
Setelah lulus, Gadamer kemudian berniat mau menulis habilitasi (disertasi kedua yang harus ditulis kalau orang ingin menjadi profesor di universitas), karena waktu itu ia tidak tahu mau ngapain setelah lulus doktor. Kebetulan pada saat itu Heidegger datang menjadi profesor ke Marburg, dan sebagaimana para mahasiswa lainnya, Gadamer juga sangat terpikat pd Heidegger. Gadamer melihat bahwa filsafat memperoleh orientasi baru dengan pertanyaan-pertanyaan tentang Ada yang diajukan oleh Heidegger.