Dari Komunitas Basis Gerejani Menuju Komunitas Basis Manusiawi: Sebuah Upaya Gereja Katolik Dalam Membangun Dialog Antar-Agama Di Indonesia (Bagian IV)

Oleh Drs. Hironimus Pakaenoni, L.Th. (Dosen Fakultas Filsafat Unwira Kupang)

Istilah “basis” menunjuk pada ukuran dari komunitas-komunitas itu, yang bisa saja sinonim dengan istilah “kecil”. Karena itu,
Komunitas-komunitas Basis Kristiani di Flores, Timor, dan beberapa wilayah di NTT sering disebut “Kelompok Umat Basis”, sedangkan di beberapa wilayah di Indonesia mereka disebut “Komunitas Basis
Gerejani”. Keduanya berarti “Komunitas-komunitas Kecil Kristiani”.

Jalinan persahabatan berkembang bukan hanya di dalam setiap Komunitas Basis Kristiani melainkan juga dengan Komunitas-komunitas Basis Kristiani lainnya, baik di dalam paroki maupun di dalam Keuskupan. Komunitas-komunitas Basis Kristiani itu tidak hidup dalam kesendirian atau isolasi diri, serta tidak otonom atau terpisah dari paroki dan Gereja setempat. Komunitas-komunitas Basis Kristiani merupakan bagian dari jalinan komunitas-komunitas kecil yang ada di dalam paroki dan keuskupan. Karena itu, pastor paroki dan Uskup menjalankan kepemimpinan pastoral terhadap Komunitas-komunitas Basis Kristiani ini.

2.3.3.2. Komunitas-komunitas Yang Berkumpul Seputar Sabda Allah

BACA JUGA:
Ignas Kleden: Cendekiawan Tulen dan Militan
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More