
Akhirnya Lazarus menancapkan tongkat itu di tanah. Ujung atasnya tetap ia pegang. Monyet itu memandangnya terus. Lazarus kemudian berkata kepada monyet itu: “Hau paka dopo noo kaut.” (Kamu hanya boleh sampai di sini saja). Katanya sambil menunjuk kepada tongkat itu. “Neka keta lage le hau haju hoo.” (Kamu tidak boleh melewati batas kayu ini). Monyet itu terus memandang bergantian antara tongkat itu dan Lazarus. Kemudian, Lazarus menyuruhnya anjingnya, si Luba, agar diam, tidak usah lagi menyalak seperti mau memberi sinyal bakal menerkam kepada monyet itu. Melihat hal itu, si Lazarus masih memetik dan mengupas empat tongkol jagung dan ia lemparkan ke dekat monyet itu.
Monyet itu dengan takut dan hati-hati memungutnya dan memasukkannya ke dalam mulutnya. “Ngo hau ga.” (Kau boleh pergi). Begitu perintah si Lazarus dengan juga memberi isyarat dengan tangannya. Dengan sangat hati-hati, monyet itu bergerak menjauh. Begitu sudah menjauh dan sudah berada di luar jangkauan kejaran si anjing, barulah monyet itu berlari kencang ke arah hutan dan segera memanjat pohon terdekat.