
Ia datang mendekat bersama anjingnya yang terus menyalak dengan ganasnya dan siap menerkam dan menggigit. Ketika sudah sangat dekat, Lazarus mencoba mengangkat tongkat kayunya untuk memukul monyet itu di tengkuknya untuk membuatnya ketakutan, atau bila perlu sampai lumpuh. Tetapi baru saja Lazarus mengangkat tongkatnya itu, monyet tadi yang rupanya baru berhasil mencuri jagung hanya satu tongkol saja, mengangkat tangannya dan membungkukkan badannya sambil memandang dengan penuh belas kasihan, seakan-akan meminta dikasihani. Ia tidak bisa berlari juga, sebab kalau ia berlari pasti bakal diterkam si anjing. Maka ia menunggu dengan pasrah saja. Monyet itu mengangkat tangannya untuk melindungi kepalanya. Sementara matanya terus memandang mata si Lazarus dengan penuh sikap memelas seakan-akan memohon belas kasihan.
Sedih Melihat Monyet Memelas Pasrah
Melihat hal itu, si Lazarus menjadi sangat sedih. Ia pun menurunkan tongkatnya dan terus memandang monyet itu. Monyet itu dengan sangat cermat memandang pergerakan tongkat itu dan mata si Lazarus. Setiap kali Lazarus mengangkat tongkatnya, monyet itu merunduk dan tangannya seperti mencoba melindungi kepalanya, sementara tatapan matanya sangat memelas seperti memohon dikasihani.