Bupati Roby Idong dan Ratusan Kepala Desa di Kabupaten Sikka Berkomitmen  Atasi Stunting dalam Tenggang Waktu 180 Hari

Sementara  beberapa narasumber dari Kabupaten Sikka  membeberkan data di mana pada tahun 2020 prevalensi stunting di Sikka sebesar 19,6%, tahun 2021 sebesar 18,2%  dan Februari 2022 sebesar 17,2%.
Narasumber menyebut aksi  nyata yang akan dilakukan untuk peningkatan status  gizi dan menurunkan angka stunting di Sikka dengan cara pemberian PMT kepada balita stunting di semua desa/kelurahan selama
180 hari mulai tanggal 1 April 2022 (3984 anak), sambil intervensi sensitif terus dilakukan.

Latar Belakang

Semenatara Kepala Dinas P2KBP3A Kabupaten Sikka; dr, Maria B.S. Nenu dalam laporan saat pelaksanaan Musrenbang Tematik/Rembuk Stunting dengan Rencana Aksi Penanggulangan Stunting Melalui Rumah Pemulihan Tingkat Kabupaten Sikka antara lain menjelaskan latar belakang pelaksanaan kegiatan itu.

Dokter Maria menjelaskan bahwa Kabupaten Sikka saat ini masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu masalah gizi yang menjadi
perhatian utama saat ini adalah masih tingginya anak balita pendek (Stunting). Penanganan stunting merupakan prioritas pembangunan nasional melalui Rencana Aksi Nasional Gizi dan Ketahanan Pangan.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More