
Hasil ini menunjukkan bahwa gen tidak menentukan nasib sel karena semua wadah itu memiliki gen yang persis sama. Lingkunganlah yang menentukan nasib sel, bukan pola genetiknya.
Jadi, jika sel berada dalam lingkungan yang sehat, mereka juga sehat. Jika mereka berada di lingkungan yang tidak sehat, mereka jatuh sakit.
Dr. Lipton kemudian mengambil langkah lebih jauh, yang membawa kita kembali ke pertanyaan tentang kanker. Berikut ini hubungannya.
Dengan lima puluh triliun sel dalam tubuh anda, tubuh manusia setara dengan cawan petri yang dilapisi kulit. Memindahkan tubuh dari satu lingkungan ke lingkungan lainnya akan mengubah komposisi ‘media kultur,’ yakni darah.
Sifat kimiawi media kultur tubuh menentukan sifat lingkungan sel di dalam diri. Kimiawi darah sebagian besar dipengaruhi oleh bahan kimia yang dipancarkan dari otak. Kimia otak menyesuaikan komposisi darah berdasarkan persepsi seseorang tentang kehidupan.
Jadi, ini berarti bahwa persepsi seseorang tentang hal tertentu, pada saat tertentu, dapat memengaruhi kimiawi otak, yang, pada gilirannya, memengaruhi lingkungan tempat sel berada dan mengontrol nasibnya. Dengan kata lain, pikiran dan persepsi anda memiliki efek langsung dan sangat signifikan pada sel.
good