Bukan Genetis, Tapi Spiritualitas Yang Menentukan Kesehatan Manusia

Resensi Buku

Dalam perjalanannya, perspektif Lipton bergeser ekstrim. Dari pemuja tubuh menjadi seorang yang menghayati spritualitas. Dia menolak atheisme. Lebih dari itu, dia mencurigai ada yang salah secara fundamental dalam pengembangan ilmu-ilmu medis.

Konsentrasi terlalu besar pada tubuh manusia melupakan fakta bahwa kita hidup dalam suatu jaringan kehidupan yang kaya, yang dalam turunan bidang studi biologi disebut dengan ekologi.

Lipton memandang bahwa pengobatan konvensional selama ini beroperasi atas dasar pandangan yang kolot bahwa kita dikendalikan oleh gen sebagai faktor dalam.

Pandangan ini menyalahi prinsip bagaimana biologi bekerja sebagai suatu studi tentang kehidupan dan organisme yang hidup dimana faktor lingkungan mengambil peran yang sangat penting dalam menentukan kehidupan.

Sebagai alternatif, Lipton menawarkan konsep baru yang melawan determinisme genetik, yakni teori epigenetik. Melalui konsep ini,

Lipton mengajukan tesis bahwa perubahan yang diwariskan dalam fenotip (karateristik yang nampak  seperti warna kulit, bentuk rambut, dan tampilan fisik yang nampak) atau perwujudan gen disebabkan oleh mekanisme yang terjadi di luar atau tidak serta merta berkaitan dengan perubahan dalam urutan DNA yang mendasarinya.

BACA JUGA:
Tuan Guru Flores
Berita Terkait
1 Komen
  1. Afifah berkata

    good

Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More