“Bhineka Tunggal Ika” Indonesia dan “Joaju, Oñondivepa, Ikatu” Paraguay
Oleh Pascual semaun, SVD, Misionaris Paraguay, Amerika Latin
Dengan lebih dari tiga ratus kelompok etnis dan berbagai tradisi budaya, Indonesia menghadapi tantangan terus-menerus seputar identitas dan kohesi sosial. Dalam terang, Bhineka Tunggal Ika, maka keragaman ini merupakan kekayaan yang dilihat sebagai landasan bersama untuk menyatukan semua warga negara Indonesia.
Dari sudut pandang filosofis, Bhineka Tunggal Ika menekankan nilai-nilai seperti toleransi, rasa hormat dan penerimaan. Prinsip-prinsip ini sangat penting untuk membangun masyarakat yang harmonis, dimana setiap individu dapat menjalani identitas budaya mereka, tanpa merasa curiga dan takut akan kehadiran budaya lain.
Dalam hal ini, keragaman tidak hanya diakui dan dihargai tetapi semestinya perlu dirayakan dan dilihat sebagai kekuatan bangsa. Pengakuan pluralitas budaya, pada gilirannya, memerlukan tanggung jawab untuk mempromosikan dialog antar-budaya, yang merupakan dasar untuk hidup berdampingan secara damai.
Dalam pengertian ini, filosofi Bhineka Tunggal Ika terkait erat dengan konsep keadilan dan kesetaraan sosial. Ini mempromosikan visi dimana setiap kelompok, komunitas, dan daerah memiliki peran penting dalam pembangunan tatanan sosial, memastikan bahwa suara setiap orang perlu didengar dan dihargai. Dengan demikian, moto tersebut menjadi seruan untuk bertindak bagi semua orang Indonesia, mendorong semua orang untuk mengatasi perpecahan dan konflik melalui saling pengertian dan kerja sama yang benar dan adil.