Anakan Bakau Antar Pasutri Asal Sikka Duduk Satu Meja dengan Presiden SBY
Oleh: Walburgus Abulat, S.Fil (Alumnus STFK Ledalero dan Ketua Redaksi Majalah Biduk Seminari Tinggi Ritapiret 1996-1997)
Berkat pengembangan bakau dalam polybag hasil jualan kalung emas itu, lanjut Nenek Anselina maka usaha koker anakan bakau berhasil dibudidayakan dan dipasarkan.
“Baba Akong (panggilan akrab untuk suaminya) dan saya kemudian melanjutkan usaha koker anakan bakau. Anakan bakau itu ada yang ditanam di Ndete, dan ada pula yang dibeli oleh Dinas Kehutanan Sikka.
Dari jualan anakan koker anakan bakau ini, maka dalam dua tahun kemudian, suami saya berhasil membelikan kalung emas penganti untuk saya,” katanya polos.
Nenek Anselina Nona mengaku dirinya bersama tiga anak laki-lakinya terus melanjutkan semangat suaminya untuk menanam dan menumbuhkan serta merawat anakan bakau yang mereka tanam pasca-Baba Akong
meninggal bertepatan dengan Hari Rabu Abu pada 6 Maret 2019 lalu. “Saya dan anak-anak saya tetap semangat untuk melanjutkan karya suami saya Baba Akong. Kami juga siap merawat 9 juta pohon bakau yang ada di hutan bakau di Ndete ini. Kami terus menanam, dan menanam. Hutan bakau yang telah ditanam oleh Baba Akong dan kami sekeluarga ini untuk menyelamatkan manusia dan alam dari bahaya abrasi,” kata Nenek Anselina Nona.
Artikel yang bagus, terimakasih sharingnya, silahkan kunjungi
website kami