Albinisme Dalam Perspektif Pendidikan Inklusi
Oleh : Fitri Febri Handayani, Tarsisius Tukang , Ery Wati.
Pendahuluan
Albinisme atau albino di Indonesia dalam prespektif mitos sangat beragam, mulai dari turunan dewi matahari, turunan Belanda hingga mitos lainnya yang berkembang. Jika kita melihat lebih jauh maka di Afrika seorang albino di buru dan dibunuh untuk diambil tulangnya dijadikan jimat karena dianggap memiliki kekuatan magis yang luar biasa untuk kesembuhan dan lain sebagainya. Bahkan di beberapa daerah dianggap sebagai kutukan dan seorang albino mendapat diskriminasi dan bulyan yang luar biasa dari masyarakat yang tidak paham tentang albino itu sendiri.
Kondisi ini mendorong Mahasiswa Program Magister Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta melakukan kajian ilmiah melalui kuliah daring terbatas yang diselenggarakan pada hari kamis 4 Nopember 2021 yang dihadiri oleh seluruh mahasiswa program magister pada program studi tersebut. Tampil sebagai pemateri adalah 3 orang albino antara lain Fitri Febri Handayani, Mahasiswa Pada Program Magister Pendidikan Islam Anak Usiah Dini yang juga adalah seorang albino dengan topik “ Analisa Adaptasi Siswa Albino Dalam mengikuti Pendidikan”. Materi lain bertajuk “Albino Dalam Prespektif Pendidikan Inklusi “ disampaikan oleh Tarsisius Tukang , SE, M.Pd, yang juga seorang albino yang menjadi dosen pada STIKOM Uyelindo Kupang yang juga adalah pegiat pendidikan inklusi. Materi ketiga disampaikan oleh Ery Wati , M.Pd , seorang albino , juga dosen pada Universitas Jabal Qufur di Aceh dan aktivis pada organisasi disabilitas dengan topik “ Sekolah dan Layanan Bagi Siswa Berkebutuhan Khusus”. Kuliah terbatas ini dimoderatori oleh Husnul, mahasiswa pada program studi yang sama .