“Air Mata Buaya”; Berjagalah terhadap Tangisan Manipulatif  (Bag. I)

Oleh Fardinandus Erikson (Peminat Karya Pendidikan)

Oknum Penetes ”Air Mata Buaya”

Beberapa tokoh fiksi atau dalam kehidupan nyata seringkali dijadikan contoh yang menangis dengan makna “air mata buaya” karena tangisan mereka diduga tidak tulus dan lebih bersifat manipulatif untuk mencapai tujuan pribadi. Berikut adalah beberapa contoh tokoh yang dapat diinterpretasikan sebagai menangis dengan makna “air mata buaya”. Iblis dalam mitologi atau cerita keagamaan; Dalam banyak cerita agama atau mitologi, Iblis (atau Setan) bisa digambarkan sebagai makhluk yang menyesali tindakannya hanya untuk memanipulasi atau menyesatkan orang lain. Tangisan atau penyesalannya bisa dianggap tidak tulus, karena lebih bertujuan untuk meraih keuntungan pribadi, bukan pertobatan yang sesungguhnya. Tokoh antagonis dalam cerita fiksi; Dalam banyak novel, film, atau drama, karakter antagonis yang tangisannya terlihat manipulatif sering kali mengeluarkan air mata buaya untuk memanipulasi tokoh utama atau orang lain di sekitarnya. Mereka menangis agar mendapatkan simpati atau untuk mempengaruhi keputusan orang lain.

BACA JUGA:
“Air Mata Buaya”; Berjagalah terhadap Tangisan Manipulatif  (Bag. II)
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More