Pilkada: Drama dan Moral Politik

Oleh : Fersianus Waku (Peminat Fenomena Politik dan Sosial)

Pojok gagas
Fersianus Waku | foto istimewa

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 ini, tinggal beberapa bulan lagi. Meski gong belum ditabuh, tetapi suasananya semakin ramai.

Seakan pandemi Covid-19 bukan menjadi sebuah tantangan atau momok menakutkan bagi kalangan masyarakat hari ini.

Obrolan paling hangat saat ini ialah seputar tentang Pilkada. Pilkada memang pesta demokrasi tingkat lokal yang ditunggu-tunggu bagi semua masyarakat lokal.

Beranda media sosial pun diwarnai dengan gimick-gimick para kandidat dengan berbagai macam kampanye propaganda. Propaganda yang dimainkan dengan berbagai narasi-narasi yang seolah-olah sangat merakyat.

Drama Para Kandidat

Setiap postingan pun selalu disertai dengan keadaan dirinya saat bersama masyarakat supaya dicap merakyat. Misalnya, sang kandidat berfoto dengan sang pemilik rumah yang sangat reyot. Intinya semua rakyat-rakyat kecil yang dalam rumah memprihatinkan menjadi obyek mereka. Semua ini adalah bagian dari propaganda. Penulis yakin pembaca mempunyai persepsi yang sama soal ini.

BACA JUGA:
Menguji Klaim Deno dalam Debat Soal Panjang Jalan yang Direhabilitasi
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More