Mendongeng Ulang Titipan Difabel Menuju Pemilu Inklusif

Oleh Maria Yustanti Dua Miro (FORSADIKA, Jurnalis Warga Pena Inklusi (Pensil)

Penulis/Maria Yustanti Dua Miro. Foto istimewa

 

KAMI Ada Kita Setara,” demikian bunyi adagium yang selalu menjadi spirit bagi kelompok difabel yang tergabung dalam Forum Bela Rasa Difabel Nian Sikka atau akrab di sebut FORSADIKA dalam memperjuangkan kesetaraan, perlindungan, dan pemenuhan hak-hak kaum difabel.

Perjuangan menuju kesetaraan tidak mudah, tidak segampang ucapan, tetapi butuh waktu, biaya dan pengorbanan tanpa batas. Kerja-kerja menuju kesetaraan sudah lama dirintis, pelbagai upaya telah dilakukan walau hasilnya belum seutuhnya memenuhi harapan.

Saat ini menjelang Pemilihan Umum serentak 2024, saya sering membaca sederet berita seputar kiprah Kelompok Difabel dalam memperjuangkan hak-haknya di ranah publik. Berita dimaksud antara lain, “KPU Sikka dan Penyandang Disabilitas Bahas Pemilu Aksesibilitas Menuju Pemilu 2024 Yang Inklusif”.

Difabel sering diundang dan beraudiensi dengan para pengambil kebijakan, dengan lembaga-lembaga mitra termasuk Lembaga Penyelenggara Pemilu yaitu KPU dan Bawaslu. Perjuangan Kelompok Difabel semakin nyata dan menusuk jantung pertahanan.

BACA JUGA:
Human Trafficking di NTT Sebuah Narasi Kerapuhan; “Refleksi Memperingati Hari Anti Perdagangan Orang 2023”
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More