Jejak Cinta yang Remuk

Puisi Yulius Salang

puisi
Julius Simon Salang

 

Hangatnya kopi yang kuteguk

Tak mampu membendung dinginnya malam

Yang menusuk tulang

 

Cinta hanyalah hayalan

Hanya ada dalam mimpi

Kita tidak lagi bisa bercanda

Bercerita tentang dinginnya malam

Menikmati harumnya kopi

Yang menemani dinginnya malam.

 

Engkau menulis jejak cinta

Di atas beton dermaga

Semua orang membacanya

Karena ombak tak mampu menggapainya

Mengapa tidak kau tulis di pasir pantai?

Biar hanya ombak yang membaca dan menghapusnya

 

Tiada lagi doa yang kita panjatkan

Tuhan lindungilah dia yang kusayang

Hanya air mata yang membawa kabar

Tentang Cinta dan hati yang remuk 

Hanya air mata yang menjadi doa yang tak berujung

Cinta tak dapat dipaksakan

Bunga pun tak dapat dipaksa untuk mekar.*

BACA JUGA:
Puisi Ronaldus Jehatu*
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More