Hangatnya kopi yang kuteguk
Tak mampu membendung dinginnya malam
Yang menusuk tulang
Cinta hanyalah hayalan
Hanya ada dalam mimpi
Kita tidak lagi bisa bercanda
Bercerita tentang dinginnya malam
Menikmati harumnya kopi
Yang menemani dinginnya malam.
Engkau menulis jejak cinta
Di atas beton dermaga
Semua orang membacanya
Karena ombak tak mampu menggapainya
Mengapa tidak kau tulis di pasir pantai?
Biar hanya ombak yang membaca dan menghapusnya
Tiada lagi doa yang kita panjatkan
Tuhan lindungilah dia yang kusayang
Hanya air mata yang membawa kabar
Tentang Cinta dan hati yang remuk
Hanya air mata yang menjadi doa yang tak berujung
Cinta tak dapat dipaksakan
Bunga pun tak dapat dipaksa untuk mekar.*