![Dari Komunitas Basis Gerejani Menuju Komunitas Basis Manusiawi: Sebuah Upaya Gereja Katolik Dalam Membangun Dialog Antar-Agama di Indonesia (Bagian I)](http://pojokbebas.com/wp-content/uploads/2022/03/Dosen-Filsafat-Unwira-Kupang-Drs.Hironimus-PakaenoniL.Th_..jpeg)
2.3.3.4. Komunitas-komunitas Yang Prihatin Dengan Isu-isu Sosial-Politik-Ekonomi
Gambaran KWI mengenai Komunitas-komunitas Basis Kristiani di atas memberi kesan bahwa perhatian serta keprihatinan Komunitas-komunitas Basis Kristiani tidaklah terbatas pada persoalan-persoalan “spiritual”
semata. Mereka juga prihatin dengan kesejahteraan material para anggota dan dengan isu keadilan. Sidang para Uskup Asia mengenai Pelayan-pelayan di dalam Gereja berbicara tentang bagaimana para anggota Komunitas-komunitas Basis Kristiani “bergumul dengan keberdosaan dan egoisme mereka, serta terus bekerja bersama, menolong satu sama lain dalam membangun sebuah komunitas damai yang didasarkan
atas keadilan, kebebasan, kebenaran, dan cinta-kasih”.
Perlu diperhatikan bahwa meskipun ada berbagai pendekatan dalam membangun Komunitas-komunitas Basis Kristiani, semua program berbeda yang bertujuan mengembangkan Komunitas-komunitas Basis Kristiani pada dasarnya prihatin dengan masalah-masalah sosial, ekonomi dan politik
dan yang notabene, “dewasa ini prihatin juga dengan masalah-masalah serius menyangkut ekologi”. Singkatnya, tidak ada program yang
membatasi kegiatan-kegiatan Komunitas-komunitas Basis Kristiani pada bidang liturgi dan rohani semata.