22 Tahun di Mata Lembata

Oleh: Aty Dulang

Penulis | foto istimewa

22 Tahun di Mata Lembata
____

Dua puluh dua musim bergulir
Sejarah mengalir
Dari puncak lewotolok yang berdesir
Dari derai angin Labalekan yang tegar
Hingga jejak telapak Uyelewun yang sabar
Tujuh Maret mengikat tekat
Mengaku mampu lepas dari peluk Flores Timur
Empat puluh lima tahun keringat mengakar
Dari denting pernyataan politik rakyat Lomblen
Sampai seribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan
Doa jadi nyata dalam nama Lembata
Ikrar Merdeka di atas kaki sendiri

Lembata
Ribu polo ratu lema
Denting batu dari dapur ema
Cerita cinta jangan diisap linta

Baleo…
Cinta merayap di bibir Lamafa
Rindu panggil bale
Mencumbui Guti Nale

Ikat kuat tangan dalam hamang
Tuhan yang melebur dalam siri pinang
Tiga tungku teguh di puncak tuguh
Bakar kebenaran di atas dada

Lembata
Maafkan kata-kata yang jelata
Untuk 22 dan beberapa lembar hitam
Engkau jantung parang ayah
Menebas kemarau dan kehidupannya yang parau
Tetes susu ibu yang jatuh ke tanah menjadi padi
Dihimpit oligarki
Dan soal-soal demokrasi
Ke hadiratmu kata-kata menjadi mata

BACA JUGA:
Nyanyian Rindu Dalam Puisi-Puisi Julius Salang
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More