Wisman Kedubes Irlandia Kunjungi Desa Wisata Wae Lolos
Desa wisata Wae Lolos, kata dia, sebenarnya sudah dipromosikan sejak dua tahun lalu. Hanya karena pintu kedatangan internasional belum dibuka (pandemi Covid-19) sehingga belum ada kunjungan tamu. Tetapi peminatnya sudah ada. Untuk mewujudkan itu, DMO Flores hanya mengerjakan apa yang menjadi kebutuhan dari Tour Operator untuk ditingkatkan di destinasi pilihan tersebut. Selanjutnya kelompok-kelompok sadar wisata (pokdarwis) di tiga desa ini menjadi agen yang akan bekerjasama langsung dengan pasar.
“Kami adalah orang-orang yang berada di belakang layar untuk keberlanjutan dan kemandirian organisasi di Desa Wisata”, jelasnya.
Swiscontact, kata dia, hanya sebagai penghubung antara DMO dengan destinasi. Mereka tidak menjadi lembaga implementasi. Berbeda dengan LSM-LSM lain, mereka yang implementasi di destinasi.
Sekarang DMO memiliki sistem inklusif market yang menggerakkan pemain-pemain di destinasi untuk mengerjakan pengembangannya. Baik dari sisi akademisi, edukasi sekolah-sekolah SMK, advokasi maupun lembaga pemberdayaannya diintervensi supaya pelaku-pelaku inilah yang bermain. Karena keberlanjutan itu ditentukan dari sistem yang ada di destinasi. Bukan sistemnya mereka karena mereka, LSM temporer yang ada di destinasi.