Wisata Literasi: Menumbuhkan Kecintaan Siswa  Terhadap Budaya Lokal

Konsep libur yang berarti istirahat dan bersantai di tempat wisata sudah seharusnya mulai bergeser sesuai perubahan waktu dan perkembangan zaman. Konsep bersantai dan lebih rekreatif itu sudah semestinya dikemas secara lebih produktif. Aktivitas harian yang demikian padat membuat mata kita melek dengan keadaan di sekitar kita. Bahwa hari libur bukan saja menyangkut istirahat dari kesibukan kerja atau rutinitas kesibukan melainkan kesempatan mengisi diri dengan kekuatan baru yang lebih santai dan rekreatif. Perhatian dan konsentrasi manusia bukan lagi pada melepaskan diri dari kesibukan rutin; bukan lagi menjadi kesempatan membebaskan diri dari keterikatan kesibukan kerja dan berpindah pada kesibukan kerja pribadi di rumah. Tidak lagi sebatas itu. Manusia zaman ini tentu memanfaatkan hari libur itu dengan bersantai di alam terbuka untuk melihat luasnya alam yang tidak sebatas tempat dan ruang kerja kita yang sempit lagi sumpek. Alam mengajari kita untuk menjadi manusia bijaksana di tempat kerja kita. Luasnya alam itu membuka wawasan kita dalam setiap kebijakan yang diambil. Kita dapat menjadi lebih bijak dalam setiap kesempatan dengan tuntutan plihan. Aroma sejuk dan segar terasa seakan diinjeksi bilamana kita berada di tempat wisata alam. Alam selalu memberikan keindahan yang lebih asli dan asri, penuh pesona dan menawan. Kita boleh menimbah semangat baru dan imajinasi kita pun dapat lebih inspiratif dalam bekerja.

BACA JUGA:
Guru dan Buku: Membuka Jendela Dunia (Siswa)
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More