Warga Matim Dipolisikan dengan Tuduhan Menghalangi Tugas Wartawan

“Waktu itu saya juga sadar mungkin saya khilaf atau saya salah makanya saya minta maaf walaupun tidak dihiraukan. Salah satu dari dua wartawan keluar dan telepon lapor ke orang di telepon kalau saya halangi kerja wartawan,” ungkapnya.

Usai keributan kecil itu, dia lalu pamit pulang setelah dokumennya ditanda tangani. Saat pulang, salah seorang wartawan yang lengkap dengan kartu pers tadi menanyakan dokumen yang ia bawah.

“Waktu keluar salah satu wartawan tanya saya soal dokumen yang saya bawah, saya tidak mau jelaskan dokumen apa karena itu bukan urusannya dia, dia tanya saya kerja di mana saya jawab saya penganggur, karena bukan urusan dia,” ketusnya.

Saat tiba dirumah, dia tak menyangka kejadian di kantor desa berbuntut panjang. Saat sore hari, seorang temannya mengirimkan berita terkait kejadian di kantor desa. Berita itupun tersebar luas di media sosial facebook.

“Saya terkejut karena tiba-tiba berita beredar saya seolah-olah melakukan kejahatan besar. Istri saya juga ikut baca dan menangis serta memarahi saya. Saya benar-benar kaget. Ada berita di flores editorial judulnya saya melakukan kriminalisasi, saya benar-benar kaget,” tuturnya.

BACA JUGA:
Polemik SK Juknis Pilkades Meluas, Bupati Heri Buka Ruang Dialog dengan DPRD
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More