Warga Matim Dipolisikan dengan Tuduhan Menghalangi Tugas Wartawan

“Saya ke sana itu karena saya butuh tanda tangan kades untuk surat hibah tanah untuk kami punya kelompok tani dan kebetulan dari dinas pertanian butuh cepat,” kata Alfonsius kepada   Pojokbebas.com, Rabu (03/10/2020).

Saat tiba dikantor desa lanjut dia, didalam kantor desa dia melihat dua orang tamu sedang berdialog dengan kades. Melihat kades sedang bercerita dengan tamunya dia memilih menunggu. Tiga puluh menit berlalu, karena terus dikejar waktu, dia mengaku memberanikan diri untuk meminta waktu kades menandatangani surat yang ia bawah.

“Saya sudah tunggu lama, akhirnya karena saya butuh tanda tangan kepala desa saya minta waktu kades dan tanya kepada dua orang yang ternyata wartawan. Saya memang tanya mereka dua apakah mereka wartawan atau masyarakat biasa karena saya juga butuh kades,” jelasnya.

Setelah ada debat kusir, dia mengaku tetap menyampaikan permohonan maaf namun tak ada jawaban permintaan maafnya diterima atau tidak. Dia juga mendengar salah satu dari dua wartawan ini keluar dan bicara dengan orang melalui telepon.

BACA JUGA:
Om si Penjual Obat
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More